Penjualan Emas Anjlok Menjelang Lebaran, Pedagang Cikini

Berita186 views

Penjualan Emas Anjlok Menjelang Lebaran, Pedagang Cikini Menjelang Lebaran 2025, para pedagang emas di Cikini, Jakarta, mengeluhkan penurunan drastis dalam penjualan emas. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya di mana permintaan emas melonjak sebagai bagian dari tradisi membeli perhiasan untuk Hari Raya, tahun ini justru sepi pembeli. Beberapa pedagang bahkan mengaku mengalami hari-hari tanpa transaksi sama sekali.

Penurunan Drastis Penjualan Emas

Biasanya, menjelang Lebaran, toko-toko emas di kawasan Cikini dan sekitarnya dipenuhi oleh pelanggan yang ingin membeli perhiasan emas untuk digunakan saat Hari Raya atau sebagai investasi. Namun, pada tahun ini, fenomena yang terjadi justru sebaliknya.

Pedagang: “Sehari Pernah Tak Ada Pembeli”

Salah satu pedagang emas di Cikini, Bambang (45), mengungkapkan bahwa tahun ini penjualan emas merosot tajam dibandingkan dengan tahun lalu.

“Biasanya satu bulan sebelum Lebaran, toko sudah ramai sejak pagi. Tapi tahun ini, ada hari di mana saya tidak menjual satu pun perhiasan. Sehari pernah tidak ada pembeli sama sekali,” kata Bambang.

Menurutnya, banyak pembeli yang biasanya berbelanja emas untuk keperluan Lebaran kini lebih memilih mengalokasikan dana mereka untuk kebutuhan lain, seperti bahan pokok, perjalanan mudik, atau persiapan keuangan jangka panjang.

Faktor Penyebab Penurunan Penjualan

Penurunan permintaan emas menjelang Lebaran 2025 disebabkan oleh beberapa faktor utama, di antaranya:

1. Harga Emas yang Tinggi

Harga emas mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Kenaikan harga ini membuat masyarakat berpikir dua kali sebelum membeli perhiasan emas, terutama bagi mereka yang memiliki anggaran terbatas.

“Harga emas naik terus, sekarang sudah tembus Rp1,2 juta per gram. Banyak pelanggan yang akhirnya mundur karena terlalu mahal,” ujar Rina, seorang pedagang emas lainnya di Cikini.

2. Prioritas Keuangan Berubah

Dampak ekonomi setelah pandemi masih terasa, ditambah dengan inflasi yang menyebabkan kenaikan harga kebutuhan pokok. Banyak keluarga kini lebih memprioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan mendesak dibandingkan membeli emas sebagai aksesoris atau investasi.

3. Tren Beralih ke Investasi Digital

Masyarakat, terutama generasi muda, kini lebih tertarik pada investasi digital seperti kripto, saham, dan deposito dibandingkan emas fisik. Hal ini juga berkontribusi terhadap penurunan minat membeli perhiasan emas.

4. Maraknya Penjualan Emas Online

Beberapa pelanggan yang tetap ingin membeli emas kini lebih memilih bertransaksi secara online di platform e-commerce atau aplikasi investasi emas. Meskipun ini membuka peluang baru bagi pedagang emas, namun toko fisik di Cikini mengalami penurunan drastis dalam jumlah pembeli langsung.

Harapan Pedagang Emas

Meskipun situasi saat ini kurang menguntungkan, para pedagang emas di Cikini tetap berharap kondisi bisa membaik setelah Lebaran atau pada akhir tahun saat musim pernikahan tiba.

“Kami berharap ada peningkatan setelah Lebaran. Biasanya setelah Hari Raya, orang mulai membeli emas lagi untuk kebutuhan lain seperti acara pernikahan,” ujar Siti, seorang pedagang emas yang telah berjualan selama 15 tahun di kawasan Cikini.

Para pedagang juga berharap pemerintah dapat menjaga stabilitas ekonomi dan memberikan solusi untuk menekan inflasi agar daya beli masyarakat kembali meningkat.

Penjualan Emas Anjlok

Penurunan penjualan emas menjelang Lebaran 2025 menjadi fenomena yang cukup mengkhawatirkan bagi para pedagang, terutama di kawasan Cikini yang selama ini dikenal sebagai pusat perdagangan emas di Jakarta. Faktor kenaikan harga emas, perubahan prioritas keuangan masyarakat, serta tren investasi digital menjadi penyebab utama sepinya pembeli.

Meskipun mengalami masa sulit, para pedagang masih optimistis bahwa permintaan emas akan kembali meningkat setelah Lebaran, terutama menjelang musim pernikahan atau akhir tahun. Kini, mereka hanya bisa berharap agar kondisi ekonomi kembali stabil dan daya beli masyarakat meningkat dalam waktu dekat.

News Feed